Showing posts with label Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Show all posts
Showing posts with label Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Show all posts

Universitas terfavorit di Indonesia


1. Universitas Indonesia

Universitas terfavorit di Indonesia,Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi Bandung,Universitas Airlangga,Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Universitas Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. UI saat ini secara simultan selalu berusaha menjadi salah satu universitas riset atau institusi akademik terkemuka di dunia. Sebagai universitas riset, upaya-upaya pencapaian tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara regional dan global selalu dilakukan. Sementara itu, UI juga memperdalam komitmen dalam upayanya di bidang pengembangan akademik dan aktifitas penelitian melalui sejumlah disiplin ilmu yang ada dilingkupnya.

UI berdiri pada tahun 1849 dan merupakan representasi institusi pendidikan dengan sejarah paling tua di Asia. Telah menghasilkan lebih dari 400.000 alumni, UI secara kontinyu melanjutkan peran pentingnya di level nasional dan dunia. Bagaimanapun UI tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi institusi pendidikan berkualitas tinggi, riset standar dunia dan menjaga standar gengsi di sejumlah jurnal internasional nomor satu.

Dengan predikat sebagai kampus terbaik negeri ini, UI secara aktif mengembangkan kerja sama global dengan banyak perguruan tinggi ternama dunia. Beberapa universitas terkemuka yang saat ini tercatat memiliki perjanjian dengan UI diantaranya adalah: Washington University, Tokyo University, Melbourne University, Sydney University, Leiden University, Erasmus University, Kyoto University, Peking University, Tsinghua University, Australian National University, and National University of Singapore. Selain itu, UI saat ini juga memperkuat kerjasamanya dengan beberapa asosiasi pendidikan dan riset diantaranya: APRU (Association of Pacific Rim Universities) dengan peran sebagai Board of Director,AUN (ASEAN University Network), and ASAIHL (Association of South East Asia Institution of Higher Learning).

Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfergreen campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud hutan kota dimana di dalamnya terdapat 8 danau alam. Sebuah area yang menjanjikan nuansa akademik bertradisi yang tenang dan asri.


2. Universitas Gadjah Mada

Universitas terfavorit di Indonesia,Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi Bandung,Universitas Airlangga,Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Universitas Gadjah Mada lahir dari kancah perjuangan revolusi kemerdekaan bangsa Indonesia. Didirikan pada periode awal kemerdekaan, UGM didaulat sebagai Balai Nasional Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi nasional.

Berdiri dengan nama “Universitas Negeri Gadjah Mada”, perguruan tinggi ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah tinggi yang telah lebih dulu didirikan, di antaranya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, Sekolah Tinggi Teknik, dan Akademi Ilmu Politik yang terletak di Yogyakarta, Balai Pendidikan Ahli Hukum di Solo, serta Perguruan Tinggi Kedokteran Bagian Praklinis di Klaten, yang disahkan dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universiteit.


3. Institut Teknologi Bandung

Universitas terfavorit di Indonesia,Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi Bandung,Universitas Airlangga,Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Sejarah Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia berawal pada abad ke-20, ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan de Techniche Hoogeschool te Bandung (TH) pada 3 Juli 1920 di lahan seluas 30 hektar di Bandung. Saat itu hanya terdapat satu fakultas yaitu de Faculteit van Technische Wetenschap dan hanya satu jurusan yaitu de afdeeling der We gen Waterbouw. Pendirian perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang semakin terbatas pada masa kolonial Belanda akibat pecahnya Perang Dunia pertama.

Sejak resmi dibuka untuk tahun kuliah 1920-1921, terdaftar 28 orang mahasiswa TH dengan hanya ada 2 orang Indonesia. Sementara itu, jumlah dosen pada permulaan tahun 1922 terdapat 12 orang Guru Besar. Empat tahun kemudian, pada tanggal 4 Juli 1924 dilepaslah insinyur yang pertama dari TH berjumlah 12 orang. Status TH dari saat pembukaan sampai tahun 1924 adalah bijzondere school yang kemudian berganti statusnya dari swasta menjadi instansi pemerintah.

Pada Dies ke-6 tanggal 3 Juli 1926, dari 22 orang kandidat insinyur yang lulus berjumlah 19 orang dengan 4 orang di antaranya adalah pribumi. Saat itulah untuk pertama kalinya TH Bandung menghasilkan nsinyur orang Indonesia. Satu dari keempat orang itu adalah Ir. R Soekarno yang kelak menjadi proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia.

Kemudian saat pendudukan Jepang pada 1944-1945, TH berubah nama menjadi Bandung Kogyo Daigaku (BKD) dan menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung setelah Indonesia merdeka. Selanjutnya pada 1946, sempat berpindah ke Yogyakarta dengan sebutan STT Bandung di Jogja yang kemudian menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada 21 Juni 1946, terjadi perubahan nama menjadi Universiteit van Indonesie di bawah kendali NICA dengan Faculteit van Technische Wetenschap dan Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri kemudian. Setelah itu pada 1950-1959 menjadi bagian dari Universitas Indonesia untuk Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.

Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan proklamasi kemerdekaanserta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959. Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.

Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an,ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapi jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.

Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an,ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademikan makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri semakin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.

Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an,ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang semakin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjanameningkat dan program pascasarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.

Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an,perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan, kini memiliki 26 Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, 34 Program Studi S2/Magister dan 3Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis, dan ilmu-ilmu kemanusiaan.

Dasawarsa ini menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk pengembangannya. Beberapa di antaranya antara lain:

Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan, dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan program sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang datang dengan cepat. Program pascasarjana menjadi ujung tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya. Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai research and development university. Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains. Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk menegakkan otonomi perguruan tinggi. Wawasan bisnis untuk kemandirian tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya. Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya staf pengajar yang kompeten, tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan yang terintegrasi, dan kerja sama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur menurut pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB tercermin dalam semangat dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional. Bahwasanya mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menyejahterakan umat manusia, dan bangsa Indonesia pada khususnya. Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an, pada tanggal 26 Desember 2000, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Perguruan Tinggi Negeri dengan status badan hukum adalah sesuatu tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul diterbitnya PP No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember 2000, ITB resmi menjadi badan hukum sebagaimana layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam. Maka untuk meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan perguruan tinggi yang dapat membangun masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Untuk itu perguruan tinggi, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi, dan tanggung jawab yang lebih besar. Penekannya ada pada proses globalisasi.

Pada 3 Juli 2020, ITB secara de facto berusia 100 tahun di mana telah menghasilkan lebih dari 120.000 alumni yang berperan penting dalam pembangunan bangsa, memiliki 12 fakultas/sekolah, 128 program studi, dan 111 Kelompok Keahlian, memiliki 25 Pusat, 7 Pusat Penelitian, dan 6 Pusat Unggulan Iptek (PUI), memiliki lebih dari 26 ribu mahasiswa program sarjana, master, dan doktor, memiliki 1.510 dosen dengan 195 Guru Besar, dan berlokasi di dua tempat lain selain kampus Ganesa Bandung yaitu Jatinangor dan Cirebon. ITB juga menjadi perguruan tinggi terbaik nasional dan pelopor kemajuan sains, teknologi, dan seni di Indonesia.


4. Universitas Airlangga

Universitas terfavorit di Indonesia,Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi Bandung,Universitas Airlangga,Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Berdirinya Universitas Airlangga tahun 1954, yang selanjutnya disingkat UNAIR, tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang pendidikan tinggi di Indonesia. Cikal bakal perguruan tinggi di Indonesia itu adalah “Dokter Djawa School” (Sekolah Dokter Jawa), didirikan di Batavia tahun 1851. Dalam perjalanan sejarah, lembaga itu direorganisasi menjadi School Tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) tahun 1902. Sebelas tahun kemudian, berdasarkan Keputusan Pemerintah “Besluit van de Gouverneur van Netherlandsch Indie” Nomor 4211 tanggal 8 Mei 1913, didirikanlah Sekolah Dokter di Surabaya bernama Netherlandsch Indische Artsen School (NIAS). Berkedudukan di Jl. Kedungdoro 38 Surabaya. NIAS diresmikan tanggal 1 Juli 1913, sedangkan pendidikannya dimulai pada tanggal 15 Juli 1913. Tahun 1928 bahkan didirikan School Tot Opleiding van Indische Tandartsen (STOVIT) sebagai sekolah untuk kedokteran gigi. Pada masa kolonial Jepang, baik STOVIA di Jakarta dan NIAS di Surabaya ditutup tahun 1942, kemudian dilebur menjadi “Ika Dai Gaku”. Setelah berakhirnya kekuasaan Jepang tahun 1945, pemerintah RI mengambil alih dan mengganti namanya menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran RI. Namun pada masa agresi Belanda perguruan itu ditutup, dan tahun 1948 diganti dengan Faculteit der Geneeskunde Cabang Surabaya sebagai cabang Fakultas Kedokteran Universitet Indonesia. Barulah kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1954 tentang Pendirian Universitas Airlangga per tanggal 1 November 1954, Fakultas Kedokteran dan Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi di Surabaya dipisahkan dari “induknya” yaitu Universitet Indonesia. Pada tanggal 10 November 1954 Presiden RI Dr. Ir. Soekarno meresmikan berdirinya Universitas Airlangga sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ketiga di Indonesia setelah Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Pada saat pendiriannya, Universitas Airlangga sebagai PTN pelopor di kawasan Indonesia Timur terdiri atas lima fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Hukum yang berkedudukan di Surabaya (Cabang FH UGM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan berkedudukan di Malang, dan Fakultas Sastra yang berkedudukan di Denpasar-Bali. Dari lima fakultas pendiri UNAIR tersebut, dua fakultas sudah ada sebelum Perang Dunia I, yaitu Fakultas Kedokteran berasal dari NIAS tahun 1913 dan Fakultas Kedokteran Gigi yang berasal dari STOVIT tahun 1928. Pemberian nama Airlangga, karena Airlangga yang artinya “Sang Pemelihara” adalah seorang raja sangat terkenal pada Abad XI. Raja yang arif dan bijaksana, cakap, dan mampu mempersatukan wilayah di kawasan Timur Indonesia. Dalam perjalanan waktu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Malang berkembang sebagai embrio berdirinya Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang dan kini menjadi Universitas Negeri Malang (UM). Sedangkan Fakultas

Sastra di Denpasar kemudian melepas diri dari Universitas Airlangga dan menjadi bagian dari sejarah berdirinya Universitas Udayana. Universitas Airlangga terus berkembang dengan menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Ekonomi (1961) yang berasal dari Sekolah Tinggi Ekonomi Surabaya. Saat ini berubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Farmasi (1964), Fakultas Kedokteran Hewan (1972), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1977), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1982) saat ini menjadi Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Pascasarjana (1982) kemudian berubah nama menjadi Program Pascasarjana dan saat ini menjadi Sekolah Pascasarjana. Fakultas Non Gelar Kesehatan (1984), tetapi kemudian ditiadakan dan diintegrasikan ke dalam Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berdiri tahun 1993. Fakultas Psikologi (1993), Fakultas Sastra (1998) yang sejak 2008 berubah menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Berdirinya Fakultas Keperawatan (2008) sebagai pengembangan dari Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, serta Fakultas Perikanan dan Kelautan (2008) sebagai pengembangan dari Program Studi Budidaya Perikanan pada Fakultas Kedokteran Hewan. Fakultas Vokasi berdiri pada tahun 2014. Sebelumnya, beragam program studi vokasi (diploma) dilaksanakan di bawah koordinasi fakultas lain. Universitas Airlangga memperoleh status Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Universitas Airlangga sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Kemudian berdasarkan Undang-Undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 Universitas Airlangga termasuk diantara tujuh PTN-BHMN yang berhak menyandang statuta sebagai PTN Badan Hukum (PTN-BH). Selanjutnya statuta Universitas Airlangga sendiri telah turun berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlangga.


5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Universitas terfavorit di Indonesia,Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi Bandung,Universitas Airlangga,Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tahun 2019, ITS menduduki peringkat 4 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia dan dinyatakan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) terbaik (peringkat 1) dalam Pelaksanaan Program, Kegiatan, dan Anggaran. ITS juga menerima Penghargaan Widyapadi (peringkat 3) sebagai Perguruan Tinggi terinovasi dan Penghargaan SINTA untuk kategori publikasi terbanyak.Di level internasional, ITS menduduki peringkat ke-3 terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia versi Times Higher Education (THE) World University Ranking tahun 2019 dan 2020. Sedangkan, di level Asia Pasifik, ITS menduduki peringkat 201+.